Selasa, 05/03/2013
Karl Joseph Kraus (Sydney Morning Herald)
Bangkok - Seorang datuk berusia 93 tahun mendekam di penjara atas dakwaan pemerkosaan anak di Thailand. Lelaki yang berasal dari Australia ini didakwa memperkosa 4 kanak-kanak perempuan adik-beradik.
Namun kondisi kesihatan lelaki yang hanya boleh duduk di kerusi roda ini, nampaknya akan membuatnya bebas dari jerat hukum. Karl Joseph Kraus meminta mahkamah setempat untuk menggugurkan dakwaan atas dirinya dengan alasan dirinya sedang uzur akibat penyakit kanser prostat.
"Saya akan mati," ujar Kraus kepada Fairfax Media dari balik selnya di kota Chiang Mai, Thailand utara, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (5/3/2013).
"Tidak ada yang membantu saya. Kondisinya sangat buruk ... mereka menjebloskan saya ke penjara ketika saya sedang sakit. Saya tidak boleh berjalan tapi mereka masih menjebloskan saya ke penjara," imbuh Kraus yang mantan pekerja rel di Sydney, Australia.
Peguam Kraus yang disediakan oleh pihak Kedutaan Australia, sedang mengumpulkan bukti-bukti berupa catatan perubatan dari doktor untuk ditunjukkan kepada mahkamah bahawa Kraus tidak cukup sihat untuk mengikuti perbicaraan.
Jika memang nantinya mahkamah berkenan memeriksa catatan perubatan dan mengabulkan permohonan Kraus, maka Kraus boleh saja bebas pada 18 Mac. Atas dakwaan pemerkosaan anak ini, Kraus terancam hukuman maksima 20 tahun penjara.
Dalam perbicaraan yang digelar Isnin (4/3) waktu setempat, Kraus banyak mengeluh. Mulai dari tidak ada seorang pun yang membantunya hingga menyatakan dia tidak bersalah. Bahkan, Kraus juga mengeluhkan pegawai-pegawai Australia yang menurutnya tidak berusaha maksima .
"Kedutaan Jerman tidak boleh menyediakan peguam yang bagus untuk membantu saya," tutur Kraus yang kelahiran Berlin, Jerman namun menjadi warga negara Australia selama berpuluh-puluh tahun.
Dalam perbicaraan terungkap bahawa Kraus memujuk keempat mangsanya yang masih di bawah umur untuk datang ke rumahnya pada tahun 2010. Kraus memberi iming-iming cokelat impot dan pelatihan bahasa Inggeris bagi para mangsa. Setelah melakukan aksi bejatnya, Kraus juga memberikan wang kepada keempat anak perempuan itu.
Perbicaraan kes ini masih akan dilanjutkan. Dalam sidang berikutnya, nasib Kraus akan ditentukan apakah dia tetap diadili atau dibebaskan. detikNews
Namun kondisi kesihatan lelaki yang hanya boleh duduk di kerusi roda ini, nampaknya akan membuatnya bebas dari jerat hukum. Karl Joseph Kraus meminta mahkamah setempat untuk menggugurkan dakwaan atas dirinya dengan alasan dirinya sedang uzur akibat penyakit kanser prostat.
"Saya akan mati," ujar Kraus kepada Fairfax Media dari balik selnya di kota Chiang Mai, Thailand utara, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (5/3/2013).
"Tidak ada yang membantu saya. Kondisinya sangat buruk ... mereka menjebloskan saya ke penjara ketika saya sedang sakit. Saya tidak boleh berjalan tapi mereka masih menjebloskan saya ke penjara," imbuh Kraus yang mantan pekerja rel di Sydney, Australia.
Peguam Kraus yang disediakan oleh pihak Kedutaan Australia, sedang mengumpulkan bukti-bukti berupa catatan perubatan dari doktor untuk ditunjukkan kepada mahkamah bahawa Kraus tidak cukup sihat untuk mengikuti perbicaraan.
Jika memang nantinya mahkamah berkenan memeriksa catatan perubatan dan mengabulkan permohonan Kraus, maka Kraus boleh saja bebas pada 18 Mac. Atas dakwaan pemerkosaan anak ini, Kraus terancam hukuman maksima 20 tahun penjara.
Dalam perbicaraan yang digelar Isnin (4/3) waktu setempat, Kraus banyak mengeluh. Mulai dari tidak ada seorang pun yang membantunya hingga menyatakan dia tidak bersalah. Bahkan, Kraus juga mengeluhkan pegawai-pegawai Australia yang menurutnya tidak berusaha maksima .
"Kedutaan Jerman tidak boleh menyediakan peguam yang bagus untuk membantu saya," tutur Kraus yang kelahiran Berlin, Jerman namun menjadi warga negara Australia selama berpuluh-puluh tahun.
Dalam perbicaraan terungkap bahawa Kraus memujuk keempat mangsanya yang masih di bawah umur untuk datang ke rumahnya pada tahun 2010. Kraus memberi iming-iming cokelat impot dan pelatihan bahasa Inggeris bagi para mangsa. Setelah melakukan aksi bejatnya, Kraus juga memberikan wang kepada keempat anak perempuan itu.
Perbicaraan kes ini masih akan dilanjutkan. Dalam sidang berikutnya, nasib Kraus akan ditentukan apakah dia tetap diadili atau dibebaskan. detikNews
Posting Komentar